Kabupaten Sinjai kembali menegaskan identitas budayanya melalui pelaksanaan upacara adat tahunan “Mappogau Sihanua” yang digelar di Kompleks Rumah Adat Karampuang, Kecamatan Bulupoddo.
Kegiatan ini menjadi salah satu tradisi paling bersejarah dan sarat makna di Kabupaten Sinjai, yang hingga kini terus dilestarikan sebagai simbol persatuan, rasa syukur, dan doa masyarakat kepada Sang Pencipta.

Upacara Mappogau Sihanua dihadiri oleh tokoh adat Karampuang, pemerintah daerah, tokoh masyarakat, serta ratusan pengunjung yang datang dari berbagai wilayah.
Rangkaian kegiatan dimulai dengan prosesi adat di rumah Arung Karampuang (pemimpin adat), disusul dengan doa bersama, pemotongan hewan kurban, dan pembacaan harapan untuk panen serta kehidupan yang makmur.

🌿 Makna dan Filosofi Mappogau Sihanua

Mappogau Sihanua secara harfiah berarti “perayaan pertama” atau “doa pembuka tahun”, di mana masyarakat Karampuang menyampaikan rasa syukur atas hasil bumi yang melimpah dan memohon keberkahan untuk tahun berikutnya.
Tradisi ini bukan sekadar ritual, tetapi juga menjadi wadah untuk mempererat silaturahmi antarwarga, memperkuat nilai gotong royong, dan melestarikan tatanan adat yang diwariskan turun-temurun.

💫 Budaya yang Terhubung dengan Era Digital

Tahun ini, pelaksanaan Mappogau Sihanua juga mendapat perhatian khusus dari tim Local Digital Heroes (LDH), sebuah program hasil kolaborasi antara EL MATRA, PT Pelabuhan Indonesia (Persero), dan Pemerintah Kabupaten Sinjai.
Melalui dokumentasi digital dan publikasi online, LDH membantu memperkenalkan kearifan lokal Karampuang ke ranah digital agar dapat dikenal lebih luas oleh generasi muda dan wisatawan.

Peserta LDH turut membuat konten foto, video, dan storytelling digital tentang tradisi ini, yang kemudian ditampilkan melalui website dan media sosial resmi Pasar Digital Sinjai.
Dengan langkah ini, warisan budaya Sinjai tidak hanya dilestarikan, tetapi juga diangkat ke panggung nasional — bahkan berpotensi dikenal secara global.